Senin, 09 November 2015

10 Hal Unik Tentang Paris yang Jarang Diketahui Orang

10 Hal Unik Tentang Paris yang Jarang Diketahui Orang

Bila mendengar kata Paris, mungkin yang langsung terlintas di pikiran Anda adalah kota yang romantis atau kota dengan sejuta cinta. Maka tidak heran banyak wisatawan dari manca negara yang berkunjung ke ibukota Prancis ini bersama dengan pasangan mereka sebagai tujuan wisata maupun honeymoon. Satu hal lagi yang sangat terkenal dari Paris adalah Emnara Eiffel. Yup, menara yang menjadi salah satu ikon dari negara Prancis yang mendunia ini merupakan salah satu daya tarik wisatawan untuk pergi ke Paris. Tapi, tahukah Anda bahwa masih banyak lo hal-hal menarik berupa sejarah, tradisi dan cerita-cerita unik dari kota Paris ini yang jarang dipublikasikan. Seperti yang dilangsir dari situs toptnez.net, berikut ini 10 hal unik tentang Paris yang jarang diketahui oleh orang-orang di dunia.

10. Anti-Nazi Jazz Clubs
Nazi yang merupakan partai politik yang didirikan oleh Jerman pernah didaulat sebagi partai paling kejam dan menjadi musuh besar bangsa Yahudi. Selain Yahudi, ternayat Nazi juga sangat membenci musik Jazz! Mengapa demikian? Karena jazz diciptakan oleh bangsa Afrika-Amerika, dua hal yang dibenci oleh Jerman. Hal tersebut menjadi mimpi buruk bagi kota Paris, karena pada tahun 1930-40an tersebut Paris begitu dibanjiri dengan musisi-musisi jazz seperti Django Reinhardt. Dengan segala upaya, Nazi menutup klub-klub jazz di Paris.
Beberapa anggota klub jazz memberikan perlawanan terhadap Nazi dengan mendirikan klub-klub baru di bawah tanah. Klub-klub tersebut berpindah-pindah tempat agar tidak mudah dilacak keberadaannya oleh Nazi dan fans-fans dari musik jazz tersebut pun telah diberikan password agar memiliki akses mengunjungi klub-klub tersebut. Hal yang lebih membuat pemimpin Nazi, Adolf Hitler, lebih geram lagi adalah mereka mengizinkan bangsa kulit hitam dan para homoseksual untuk bergabung dengan klub-klub jazz tersebut.

9. Lukisan Yang Tersembunyi
Tepat sebelum Perang Dunia ke 2, seorang wanita bernama Madame de Florian melarikan diri ke Prancis selatan dan meninggalkan segala harta bendanya di apartemen miliknya. Pada tahun 1991, akhirnya wanita tersebut meninggal tanpa pernah kembali ke apartemennya tersebut selama lebih dari 70 tahun. Setelah itu, sebuah tim penyidik ditugaskan untuk mengeksplorasi bangunan tua milik de Florian tersebut. Di dalam apartemen yang sudah tidak tersentuh manusia selama puluhan tahun tersebut, ditemukan beberapa hal-hal aneh seperti burung unta taxidermied dan boneka Mickey Mouse yang lebih tua dari kebanyakan film Disney. Namun tidak itu saja, satu hal yang paling aneh adalah sebuah ditemukannya sebuah lukisan seorang wanita dengan gaun berwarna merah muda. Lukisan tersebut diklaim sebagai hasil karya seorang seniman paling terkenal di abad 19, Giovanni Baldini. Wanita dalam lukisan tersebut adalah Marte de Florian, kekasih dari Giovanni Boldini dan nenek dari aktris cantik de Florian. Tim penyidik juga menemukan beberapa surat cinta yang beberapa diantaranya ditulis sendiri oleh Giovanni Boldini. Pada tahun 2010, lukisan tersebut dilelang dan akhirnya terjual u20ac 2.100.000.

8. American Library di Paris
Seperti yang Anda tahu, hampir seluruh penduduk kota Paris adalah berbahasa Prancis. Namun, Paris ternyata juga merupakan rumah bagi ribuan novel-novel Amerika. Penulis kawakan seperti Ernest Hemingway, F. Scott Fitzgerald dan lain-lain, menjadikan Paris sebagai rumah mereka setelah Perang Dunia 1. Selama PD1, orang-orang di Amerika mengirimkan hampir 1,5 juta buku untuk Doughboys di Sektor Barat, dengan harapan semangat mereka akan tetap terjaga dan agar pikiran mereka tetap terisi. Semua buku-buku tersebut berakhir di American Library. Bangunan tersebut berada di dekat Menara Eiffel. Perpustakaan yang memiliki motto u201cAfter the darkness, the light of booksu201d tersebut dibuat dengan harapan dapat menginspirasi, mendidik serta menghibur seluruh lapisan masyarakat. 
Jika Anda bertandang ke kota Paris, jangan lewatkan untuk mengunjungi American Library untuk melihat DVD, biografi atau tulisan-tulisan lain tentang penulis-penulis terkenal di dunia. Selain itu, jika beruntung Anda mungkin akan bertemu dengan salah satu dari mereka di sana. 

7. Kunci Cinta Pont des Arts
Bisa dibilang, tempat ini merupakan spot paling romantis di Paris. Jembatan di atas Sungai Seine ini memiliki tempat dengan kepercayaan yang unik. Banyak pasangan yang datang ke tempat ini untuk menggantungkan gembok dengan ukiran nama mereka di rantai besi jembatan ini. Setelah menguncikan gembok mereka di rantai , dilemparlah kunci tersebut ke dalam sungai di bawah jembatan. Hal tersebut sebagi lambang bahwa cinta mereka tidak akan terpisahkan sampai kapanpun. 
Namun, tradisi unik tersebut cukup membuat pemerintah setempat merasa khawatir. Ditakutkan bila keberadaan kunci-kunci tersebut memberatkan jembatan sehingga dapat merusak dan membahayakan kapal-kapal tongkang yang terdapat di bawah jembatan. Pada tahun 2013, Jean - Pierre Lecoq , walikota distrik 6 Paris , menyarankan agar membuang kunci-kunci tersebut. Selain agar tidak terlalu berat, hal itu juga dimaksudkna untuk memberi ruang untuk kunci-kunci baru. 

6. 213 Tahun Larangan Pada Celana Wanita
Paris yang terkenal dengan kota mode ini telah melahirkan beberapa merek terkenal di dunia seperti Chanel, Dior, atau Laurent. Tapi tahukah Anda, hingga 31 Januari 2013 masih berlaku aturan pemerintah bahwa wanita di Paris dilarang untuk mengenakan celana khususnya celana pendek. Peraturan tersebut dibuat pada tahun 1800, tepat setelah revolusi Prancis. Para wanita diperbolehkan memakai celana panjang tapi harus dengan izin dari polisi, bila tidak mereka akan ditangkap dan dijebloskan ke penjara. 
Dua perubahan aturan ditetapkan pada tahun 1892 dan 1909 yaitu wanita boleh mengenakan celana saat mengendarai sepeda dan kuda saja. Bahkan pada tahun 1942 , ketika konstitusi Perancis ditulis ulang untuk menyetarakan wanita dan pria, peraturan tersebut masih berlaku. Aturan yang sudah berlaku selama 213 tahun tersebut masih tertulis di buku pidana namun telah diabaikan sejak abad ke-20. Hingga Januari 2013, aturan tersebut akhirnya dihapus, ketika Najat Vallaud-Belkacem, menteri hak-hak perempuan Prancis, tertimpa kasus hokum.

5. u201cDo You Speak Touriste?u201d
Mungkin ketika Anda mendengar orang-orang Paris berbicara akan terdengar kasar dan tidak sopan. Pada tahun 2012, negara Prancis dianggap sebagai negara paling kasar di dunia. Dengan adanya stereotip demikian, Dewan Pariwisata Paris dan Badan Perdagangan Paris merasa cukup terganggu apalagi hal tersebut dapat berdampak buruk bagi dunia bisnis. Untuk mengubah persepsi negatif dunia tersebut, pada tahun 2013 dibuatlah pamflet yang bernama u201cDo You Speak Touriste?u201d yang berarti Panduan untuk Memahami Wisatawan Asing dengan Lebih Baik. Buklet tersebut disebarkan untuk warga Paris khususnya yang bekerja di bidang jasa seperti para pelayan restoran, supir taksi, dan pekerja hotel.

4. Serigala-serigala Paris
Sebuah musim dingin yang ekstrim melanda Prancis padatahun 1450. Hal tersebut merupakan sebuah musibah bagi rantai makanan karena tanaman-tanaman layu dan satwa liar berkurang. Pada masa-masa sulit tersebut, beberapa srigala hijrah dari hutan ke kota Paris untuk mencari makan. Sayangnya ketika itu, abad 15, tembok yang membatasi kota telah hancur dan pemerintah belum melakukan perbaikan. Sehingga hewan-hewan buas tersebut dengan mudah memasuki kawasan penduduk.
Serigala-serigala tersebut telah menyantap warga Paris sebanyak 40 orang. Orang-orang semakin katakutan dan terancam dengan keberadaan hewan-hewan tersebut di tengah kota. Akhirnya, para penduduk kota pun memutuskan untuk melawan dengan menggiring kawanan serigala Ile de la Cite , sebuah pulau di Sungai Seine. Namun tanpa disangka hal tersebut gagal dan tidak ada pilihan lain selain membunuh mereka untuk mengakhiri teror mengerikan tersebut.

3. Kehidupan Cataphile Bawah Tanah
Paris memiliki labirin bawah tanah yang nyata yang membentang ratusan kilometer dan terdiri dari kanal , saluran pembuangan , brankas bank , katakomba dan tambang batu kapur. Tambang-tambang tersebut dibuat selama kekaisaran Romawi. Kemudian para petani memanfaatkannya sebagai lahan pertanian jamur dan selama Perang Dunia II, Prancis maupun Nazi juga mendirikan markas di bawah tanah. Yang paling menarik adalah katakomba, kuburan bawah tanah dengan 6 juta kerangka yang dibuang ke trowongan selama abad ke 18 dan 19. 
Petualangan untuk menyusuri dunia bawah tanah disebut dengan cataphiles.Kegiatan tersebut dimulai pada tahun 70an, dan meskipun ilegal, kegiatan tersebut tidak pernah kekurangan peminat. Mereka masuk melalui saluran air, ventilasi dan pintu dan kemudian mulai menelusurinya dengan merangkak. 
Tahun 2004, polisi bawah tanah yang sedang berpatroli menemukan hal menarik berupa terpal yang bertuliskan u201cBulding Site, No Accessu201d. Karena penasaran mereka pun mendorongnya dan kemudian menemukan sebuah CCTV. Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata ada sebuah ruangan seluas 4000 m2. Di dalamnya terdapat kursi uang terbuat dari batu, lambang salib, swastika atau lambang dari Nazi, layar, proyektor dan beberapa film detektif lama. Bahkan terdapat juga sebuah restoran, bar lengkap dengan 3 saluran telpon yang masih aktif.

2. Seorang Pria yang Hidup di Bandara Paris
Pada tahun 1977, seorang pria bernama Mehran Nasseri telah u2018dibuangu2019 dari negaranya, Iran, (tanpa paspor) karena protesnya melawan pemerintah. Selama 4 tahun, ia hidup dengan berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain untuk meminta bantuan. Tahun 1981, pemerintah Belgia mengabulkan permintaannya dan memberikannya status sebagai pengungsi serta memberikannya dokumen yang cocok. Setelah meninggalkan Belgia pada tahun 1986, Nasseri berniat untuk hijrah ke Inggris. Saat ia melakukan perjalanan melalui Prancis, seseorang telah mencuri kopernya yang berisikan surat keterangan dirinya sebagai pengungsi. Meskipun berhasil terbang ke London, pemerintah setempat akhirnya mengembalikan ia ke Paris karena tidak memiliki dokumen apapun. Namun setelah sampai di Paris pun pemerintah juga tidak mampu melakukan deportasi maupun membiarkannya tinggal di Paris. Ketika ia meminta untuk dikirim ke Belgia untuk meminta dokumennya kembali, pemerintah juga menolak dengan alasan dikhawatirkan ia bukan Mehran Nasseri yang asli. 
Terjebak di bandara Paris selama 18 tahun menjadikan satu teminal di bandara tersebut sebagai rumahnya. Tidur di bangku, mencuci di watafel, menghasilkan uang untuk makan hasil dari belas kasihan teman-temannya selama disana. Pria malang tersebut tidak dapat pergi kemana-mana. 
Namun, ternyata ada harapan baginya. Pada tahun 1995, Belgia mengatakan ia bisa kembali, dan pada tahun 1999, Perancis mengatakan ia bisa menjadi seorang warga namun ia menolak kedua tawaran tersebut karena merasa takut meninggalkan bandara. Pada tahun 2006, ia dirawat oleh Palang Merah Prancis dan setahun kemudian ia dipindahkan ke penampungan tunawisma Paris.

1. Sindrom Paris
Turis-turis asing datang ke Paris dengan ekspetasi yang tinggi mengenai keindahan kota Paris. Memang banyak ditampilkan mengenai keindahan Paris tersebut melalui program tv, foto, maupun film sehingga banyak menarik wisatawan manca negara untuk menikmati keindahannya. Namun, ketika sampai di Paris, banyak dari wisatawan asing tersebut khususnya wisawatan dari Jepang yang kecewa dengan kota Paris. Mereka mengharapakan surga di Paris namun kadang kekecewaanlah yang mereka dapatkan.
Sekitar dua belas turis Jepang per tahun menderita penderitaan yang dikenal sebagai "Sindrom Parisu201d. Hal itu terjadi karena konsep ideal dari Paris tidak sesuai dengan realitas. Seperti kota=kota lain, Paris pun memiliki penduduk yang marah-marah, sampah-sampah, pelaku kriminal, dll. Setelah menyadari hal tersebut, para wisatawan Jepang tersebut akan mengalami pusing, berkeringat bahkan beberapa mengalami halusinasi dan paranoia. Sindrom tersebut kebanyakan menimpa wanita yang berusia 30an, tidak terkecuali dengan pria. Kedutaan Besar Jepang di Paris menanggapi masalah ini dengan memulangkan mereka ke Jepang. Sebagian besar korban akan baik-baik saja setelah istirahat beberapa hari meskipun kemungkinan besar akan takut dalam melakukan traveling lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar